PARLEMENTARIA, Batam — Anggota Panja Organisasi Internasional (OI) BKSAP DPR RI Rahayu Saraswati Djojohadikusumo menegaskan pentingnya kawasan, seperti Batam, untuk dipastikan siap dalam menghadapi proses aksesi Indonesia ke forum-forum ekonomi internasional seperti BRICS dan OECD.

 

Kesiapan tersebut, tambahnya, tidak hanya dari segi infrastruktur, tetapi juga dari sisi regulasi, sistem perizinan, dan kepastian hukum bagi para investor. Hal ini diungkap Saras, sapaannya, usai berdialog BKSAP DPR RI bersama BP Batam di Kota Batam, Kepulauan Riau, Rabu (2/7/2025).

 

“Panja Organisasi internasional ini memang dalam rangka mempersiapkan atau memastikan kesiapan dari Indonesia untuk memasuki aliansi-aliansi ekonomi seperti BRICS maupun juga OECD yang tengah digodok,” ujar Saras kepada Parlementaria.

 

Menurutnya, posisi Indonesia saat ini sangat strategis dalam geopolitik dan ekonomi global. Di tengah ketidakstabilan global, Asia dan khususnya ASEAN yang menjadi pilar penting bagi stabilitas ekonomi dunia. Dalam konteks itu, Indonesia diharapkan mampu tampil sebagai salah satu pendorong utama pertumbuhan dan ketahanan kawasan.

 

Lebih lanjut, Saras menyoroti tantangan implementasi kebijakan di lapangan. Ia menyebut bahwa tantangan besar bukan hanya terletak pada peraturan, tetapi justru pada pelaksanaan dan kejelasan hukum, terutama menyangkut persoalan pertanahan. Sehingga, perlu ada tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam sengketa atau manipulasi sertifikat tanah, demi menciptakan iklim investasi yang sehat dan kredibel.

 

“Tentunya salah satu persoalan besar seperti di Batam ini adalah permasalahan pertanahan, yang dimana sertifikat ini bukan hanya di Batam tapi di seluruh Indonesia, persoalan sertifikat, kepemilikan lahan, ini masih menjadi tantangan yang besar,” tegas Politisi Fraksi Partai Gerindra ini.

 

Di sisi lain, Saras juga menekankan bahwa bergabungnya Indonesia dalam aliansi ekonomi global seperti OECD akan membuka akses ke pasar yang lebih luas, di antara puluhan negara anggota. “Kalau kita bicara penjualan ya tentunya kita perlu pasar yang luas-luas dan itu akan membuka ke pasar-pasar yang ada di sekian puluh negara yang menjadi bagian dari OECD,” tutupnya. (nap/rdn)