PARLEMENTARIA, Tangerang Selatan – DPR RI mengintensifkan langkah diplomasi parlemen dengan mendorong aktifnya Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) pada periode 2024-2029. Upaya ini menjadi bagian strategis memperkuat posisi Indonesia di mata dunia melalui jalur antar parlemen.

 

Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Mardani Ali Sera menegaskan pentingnya mobilisasi peran GKSB sebagai garda depan diplomasi parlemen. Hal ini disampaikannya dalam ‘Rapat Koordinasi Peran Strategis Parliamentary Friendship Group (GKSB) DPR RI terhadap Pelaksanaan Diplomasi Parlemen’ di Tangerang Selatan, Selasa (8/7/2025).

 

“Hari ini BKASP mengumpulkan 68 ketua GKSB. Kenapa? Karena kita meminta agar tahun ini GKSB segera berkomunikasi, segera berkolaborasi dan mengunjungi mitra parlemen negara yang sudah ditentukan,” ujar Mardani saat ditemui Parlementaria usai rapat.

 

Dilansir dari situs Kementerian Luar Negeri, saat ini Indonesia telah menjalin kerjasama bilateral dengan 162 negara. Pada Periode 2024-2029, DPR RI memiliki 102 GKSB yang akan bertugas memperkuat peran diplomasi parlemen ke 102 negara.

 

Pada tahun 2025, sebanyak 68 negara telah ditetapkan sebagai prioritas dalam jaringan GKSB. Negara-negara tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan stabilitas politik dan keamanan, menjadikannya kawasan yang memungkinkan untuk kunjungan resmi parlemen.

 

Mardani menyebut bahwa Indonesia saat ini tengah menjadi perhatian dunia internasional. Di tengah kondisi geopolitik yang dinamis, berbagai negara ingin menjalin komunikasi intensif dengan Indonesia, termasuk melalui jalur parlemen.

 

“Memang Indonesia saat ini, kami menyebutnya lagi ‘hot issue’. Banyak sekali negara-negara ingin bertemu dengan Indonesia, dan parlemen menjadi jembatan agar hubungan bilateral Indonesia dengan negara-negara sahabat melalui parliament to parliament bilateral cooperation bisa berjalan,” jelas politisi Fraksi PKS ini.

 

Saat membuka rapat, Mardani menekankan bahwa target aktivasi 68 GKSB bukan sekadar pemenuhan agenda administratif. Lebih dari itu, langkah ini merupakan bagian dari strategi besar untuk menghidupkan kembali jejaring bilateral parlemen Indonesia.

 

“Target ini bukan sekadar angka administratif, melainkan bagian dari upaya kolektif kita untuk menghidupkan kembali jejaring bilateral parlemen, mengartikulasikan posisi Indonesia dalam berbagai isu global serta membuka ruang-ruang baru kerja sama yang konkret,” ujarnya saat memberikan sambutan.

 

Mardani menilai diplomasi parlemen memiliki karakter unik karena fleksibel, berbasis isu, dan menjangkau hingga akar rumput. Melalui GKSB, DPR tidak hanya menyuarakan kepentingan nasional, tetapi juga membangun hubungan setara dengan parlemen negara sahabat. Ia menekankan pentingnya memanfaatkan GKSB untuk menghasilkan kerja sama konkret yang bermanfaat bagi rakyat dan citra Indonesia secara global. (uc/aha)