PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Ravindra Airlangga menerima kunjungan Parlemen Muda Malaysia dalam rangka memperkuat kerja sama lintas parlemen, khususnya dalam isu partisipasi pemuda dan peningkatan keterwakilan perempuan di Asia Tenggara. Ravindra menyampaikan bahwa Malaysia menunjukkan komitmen kuat untuk meningkatkan keterwakilan pemuda dan perempuan di lembaga legislatif.


“Malaysia menyatakan ingin meningkatkan keterwakilan pemuda dan perempuan. Dari segi perempuan misalnya, 13% anggota Parlemen Malaysia adalah perempuan dan perempuan, di Indonesia itu 22%. Sehingga kedua negara kami berkomitmen meningkatkan angka ini ke angka yang lebih tinggi lagi untuk keterwakilan perempuan." ujar Ravindra saat wawancara bersama Parlementaria usai pertemuan yang digelar di Ruang Diplomasi BKSAP, Gedung Nusantara III DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (7/8/2025).


Lebih lanjut, Ravindra juga menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam pembangunan kawasan. Ia mengapresiasi perhatian delegasi Malaysia terhadap indeks pembangunan pemuda ASEAN atau ASEAN Youth Development Index (YDI), yang mengukur kesejahteraan pemuda dari sisi ekonomi, sosial, dan partisipasi politik. Sehingga dengan demikian, Ravindra mendorong agar keterwakilan dan partisipasi pemuda dalam seluruh spektrum kehidupan itu ditingkatkan.


“Begitu juga dengan isu-isu kepemudaan. Saya disampaikan, ada yang namanya ASEAN YDI. Itu adalah indeks penunjukkan kesejahteraan kaum muda dari dimensi ekonomi, sosial, keterlibatan politik, dan lainnya. ASEAN mengalami pertumbuhan untuk kesejahteraan pemuda. Dari tahun 2013 di angka 0,5, sekarang di angka 0,606. Di Malaysia angka ini 0,99, peringkat dua. Indonesia sekarang di 0,57, peringkat kelima." jelasnya.


Legislator Fraksi Partai Golkar tersebut juga menerangkan, pertemuan ini juga menjadi ruang berbagi strategi peningkatan pendidikan vokasi di kedua negara. Parlemen Muda Malaysia menyampaikan inisiatif mereka untuk mengembangkan sistem vokasi baru yang lebih terhubung dengan kebutuhan industri (link and match), serupa dengan model di Jerman. Ravindra pun menyoroti beberapa praktik baik dari Indonesia seperti Apple Developer Academy di Nongsa Digital Park, Batam.


"Contohnya di Apple Digital Academy di Nongsa Digital Park, di mana setelah mahasiswa yang 18 tahun setelah diterima, itu mendapat pelatihan 10 bulan. Baik itu di full stack web development, membuat website misalnya. Atau UI-UX design, experience daripada suatu interface misalnya. Mereka kemudian dapat 80% terserap di dunia kerja dengan gaji yang baik. Jadi kita melihat bagaimana mengekspansikan sistem-sistem fokus ini ke dalam kurikulum-kurikulum kita ke depannya. Dan ini akan kami pelajari semua secara level ASEAN." pungkas Ravindra.


Kunjungan berlangsung dengan dihadiri sejumlah anggota Parlemen Muda Malaysia yaitu Chair of YPA Malaysia Dato' Indera Mohd Shahar Bin Abdullah, Member of YPA Malaysia Dr. Mohammed Taufiq Bin Johari, Member of YPA Malaysia Vivian Wong Shir Yee, Parliament of Malaysia Premkumar Gunasagaran, Parliament of Malaysia Ahmad Syahmi Bin Shukor dan Parliament of Malaysia Fairul Riza Bin Mohd Roshdi. (pun/aha)