PARLEMENTARIA, Bogor - Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Syahrul Aidi Maazat, menyebut kawasan Asia Tenggara memiliki keunggulan iklim tropis dengan curah hujan sepanjang tahun, yang memungkinkan proses penanaman dan produksi hasil pertanian berlangsung tanpa henti. Menurutnya, potensi ini perlu terus disampaikan kepada para pemangku kepentingan internasional untuk mendorong partisipasi dalam memperkuat sektor pertanian Indonesia.
Hal itu ia sampaikan dalam 21st AIPA Roadshow bertema “Seeds of Policy, Roots of Sustainability: The Role of Parliaments in Promoting Responsible Investment in Food, Agriculture and Forestry in ASEAN” yang digelar di IPB University, Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/11/2025).
“Kawasan ini beriklim tropis, curah hujan ada sepanjang tahun, dan bisa menanam serta memproduksi hasil pertanian sepanjang tahun. Ini harus disampaikan kepada mereka, dan mengajak mereka untuk berpartisipasi memperbaiki pertanian kita. Sebelum bicara kebutuhan investasi, kita bicara dulu semangat pertaniannya,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Syahrul juga menyoroti minimnya pendidikan pertanian pada kurikulum sekolah di Indonesia. Ia mendorong pihak rektorat dan lembaga pendidikan untuk mengintegrasikan pembelajaran dasar mengenai pertanian sejak jenjang SD, SMP, hingga SMA.
“Saya tantang tadi bahwa tidak ada kurikulum kita yang mengajarkan kita bertani. Tidak ada kurikulum yang mengajarkan kita menanam, padahal ini karakter bangsa kita,” tegasnya.
Lebih lanjut, Syahrul menekankan pentingnya kerja sama diplomasi antarparlemen melalui ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA). Ia menyebut forum tersebut menjadi wadah strategis untuk bertukar pikiran, berbagi pengalaman, serta menyusun regulasi bersama yang dapat diimplementasikan di masing-masing negara, terutama terkait investasi yang bertanggung jawab di sektor pangan, pertanian, dan kehutanan.
“Perlunya kerja sama diplomasi ini di bawah naungan AIPA menjadi ruang berbagi pemikiran dan membangun kesepakatan bersama untuk merumuskan regulasi investasi yang bertanggung jawab,” tutur Syahrul. (we/aha)

Edukasi Diplomasi Parlemen