PARLEMENTARIA, Jakarta — Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI menyelenggarakan pertemuan Interfaith Dialogue dengan delegasi Parlemen Uni Eropa di Ruang Delegasi DPR RI. Pertemuan ini menjadi wadah penting bagi kedua pihak untuk saling bertukar pandangan mengenai isu toleransi antaragama, kerja sama lintas budaya, serta penguatan hubungan bilateral Indonesia dan Uni Eropa di masa depan.
Pada sesi dialog tersebut, delegasi dari Uni Eropa bersama DPR RI membahas beragam isu strategis, termasuk peluang kemudahan akses visa bagi warga negara Indonesia yang ingin berkunjung ke negara-negara anggota Uni Eropa. Menurut, Anggota Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) DPR RI-Uni Eropa, Ratih Megasari Singkaru, topik kemudahan akses visa tersebut menjadi salah satu poin yang paling menarik perhatian, terutama mengingat tingginya minat masyarakat Indonesia terhadap perjalanan internasional.
“Tadi kita membahas terkait visa, yang nantinya akan ada kemudahan bagi masyarakat Indonesia untuk mengunjungi negara-negara anggota Uni Eropa. Ini merupakan hal luar biasa, terutama bagi masyarakat yang gemar traveling,” jelas Ratih kepada Parlementaria, usai pertemuan di Gedung Nusantara III, DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat, (28/11/2025).
Selain isu mobilitas, dialog ini juga menyoroti karakteristik Indonesia sebagai negara kepulauan yang kaya akan budaya, agama, dan bahasa. Delegasi Uni Eropa, menurutnya, menunjukkan ketertarikan mendalam terhadap bagaimana Indonesia, dengan latar belakang keberagaman yang begitu luas, tetap dapat hidup dalam suasana rukun dan harmonis.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Politismenegaskan bahwa harmoni Indonesia tidak terlepas dari peran Pancasila sebagai dasar negara dan pedoman nilai yang dipegang oleh seluruh masyarakat.
“Kami menyampaikan bahwa Indonesia bisa hidup harmonis karena berpegang teguh pada Pancasila. Nilai-nilai ini menuntun kami untuk menghargai perbedaan dan hidup berdampingan secara damai,” ujar Ratih.
Delegasi Uni Eropa memberikan apresiasi atas penjelasan tersebut dan mengakui bahwa pendekatan Indonesia terhadap keberagaman dapat menjadi model inspiratif bagi banyak negara lain yang menghadapi tantangan serupa dalam menjaga kerukunan sosial.
Selain itu, pertemuan ini juga menjadi ruang untuk membahas bagaimana kerja sama antarparlemen dapat diperkuat, terutama dalam bidang dialog lintas agama, pembangunan inklusif, dan penguatan nilai toleransi di tingkat global. Melalui forum ini, DPR RI berharap dapat membuka peluang komunikasi yang lebih intensif dan kolaboratif bersama Uni Eropa, baik dalam isu sosial, budaya, maupun kebijakan mobilitas.
Ratih menutup keterangannya dengan harapan bahwa pertemuan ini dapat memperkuat hubungan bilateral serta memperluas upaya bersama dalam mempromosikan nilai-nilai toleransi.
“Semoga cara hidup kita di Indonesia, dengan menghargai keberagaman dan menjunjung harmoni, dapat menjadi inspirasi bagi negara-negara lain. Apa pun latar belakang, agama, dan bahasa, kita bisa tetap hidup berdampingan,” pungkasnya.
Pertemuan ditutup dengan komitmen kedua pihak untuk terus melanjutkan dialog dan memperkuat kerja sama interfaith serta hubungan Indonesia–Uni Eropa di masa mendatang (bit/rdn)

Edukasi Diplomasi Parlemen